Tuesday, February 16, 2010

Aal Izz Well

 
bukan cover yang menarik ya? haha.. 
ini memang bukan cover di bioskop, yang di bioskop lebih ga menarik hehe..

Dalam bahasa Inggris itu akan jadi " All Is Well" dan dalam bahasa Indonesia akan jadi " Semuanya Baik-baik". Itu adalah tagline (semacam jargon) dari film Hindi, berjudul 3 Idiots. Film berdurasi 164 menit yang hanya tayang di satu studio Blitz Megaplex Pacific Place karena hanya ada 1 roll di Indonesia. Ngantrinya? P.A.R.A.H! Semua orang sepertinya berlomba nonton, dan ikhlas membayar Rp50.000 hingga Rp75.000 demi duduk di barisan pertama film ini. Untungnya saya dan teman2 masih duduk di bangku ke 6 dari bawah pada hari itu. Bagaimana dapat tiketnya? Belilah tiket online, dan anda tak perlu mengantri. Thanks to Thio-san, then! 

Hari Minggu lalu saya ketemu dengan sepupu2 saya dan bergereja bersama. Seorang pemimpin gerejanya berdiri di akhir khotbah, sebelum doa penutup dan berkat, sambil berkata, " Kemaren saya menonton sebuah film yang bagus sekali dan penuh nilai kekristenan. Film ini memang bukan film Kristen, namun selama 3 jam, saya melihat banyak sekali nilai kekristenan di film ini. Siapa yang sudah menontonnya?" Ato dari sebelum saya kembali ke Jakarta, timeline twitter saya penuh oleh pujian Ringgo Agus Rahman dan Tika Panggabean tentang bagusnya film 3 idiots ini, dan akhirnya saya pun bisa menontonnya. Harus saya katakan, memang benar film ini bagus sekali, dan sangat bermakna.

Farhan, Rancho, dan Raju - 3 idiots

Melihat dari sisi Kristen, meskipun bukan film Kristen, namun apa yang diajarkan sepanjang film ini adalah kebaikan, kesetiaan, persahabatan. Hal2 yang tidak bisa tergantikan oleh apapun di dunia ini. Mahal harganya, susah ditemukan, meskipun mudah dihancurkan. Hal lain adalah susahnya sukses di dunia itu *keluh. Setting film ini sebagian besar di lingkungan kampus, dimana tekanan senantiasa mengiringi mahasiswa. Mereka (baca : mahasiswa-kami) dipaksa untuk lulus dengan nilai yang baik, menjadi apapun yang diinginkan, dan tidak boleh mengecewakan. Saya tidak mengatakan itu adalah tuntutan orangtua. Namun banyak yang menilai keberhasilan seseorang ditentukan oleh nilainya kala kuliah atau bersekolah. Dan tetap saja kita juga selalu digurui bahwa, belajar di sekolah itu bukan menghapal, namun mengerti apa itu yang dipelajari. Semuanya itu agar kelak bisa berguna bagi kehidupan. 

Itu adalah yang diajarkan Rancho kepada kedua temannya ini. Ah, saya lemah jika settingnya sudah berkaitan dengan bakti anak kepada orang tua. Terkadang memang apa yang direncanakan orangtua memang tidak pas untuk kita. Masalahnya, apakah mudah menyampaikan keinginan kita kepada orangtua? TIDAK! Pernah nonton film India kan? Mereka terkesan sebagai orang yang keras dan prinsipil. Belum lagi di setting lain, seorang anak kuliah karena dialah tulang punggung keluarga. Saya ga habis nangis jika pria ini sudah nangis. Cardigan yang harusnya dipakai jika saya merasa dingin, ini malah terus2an ngelap air mata saya. Teman mereka di film ini sangat-amat-benar2 pria yang baik. Sangat langka untuk ditemukan. Prinsipnya itu seperti, sahabatku adalah segalanya. Ya ampun, benar2 menguras air mata, untuk tiap2 pengorbanannya untuk kedua sahabatnya.  

Kita ga akan pernah nyangka akhir dari cerita di film ini. Banyak intrik yang menyertai, dan makin kita tahu ceritanya, maka akan makin kagumlah kita kepada pria hebat ini. Namun, tetap saja sih ada hal2 yang khas dari film India yang tidak hilang. Apalagi coba kalau bukan lagu2 dan ganti2 baju sambil nyanyi. Adegan hujan2an? Ada juga! hahaha.. Film ini benar2 bagus banget. Terutama tagline-nya itu, Aal Izz Well. Dalam apapun yang buruk terjadi dalam hidup kita, tenangkanlah dirimu, dan berkatalah sambil mengelus dada, Aal Izz Well, maka kamu pun akan merasa baik2 saja.  
3idiots : must have to see movie!

1 comment:

Marlon A Mondong said...

LIKE THIS POST!!!

Kita p nama nda d sertakan d situ??
hahahha