Wednesday, November 11, 2009

after i watched cin(T)a


Cina - Tuhan - Anissa

Saya pribadi tahu film indie ini pas Lebaran kemaren, pas maen ke tempat teman untuk makan siang sama2. Langsung nge-cek apa masih ada di Bitz Megaplex Grand Indonesia, unfortunately, udah pindah dong ke PVJ. Yahhh, berhubung keinginan ke Bandung harus dibatalkan karena kemacetan luar biasa, jadilah, memasrahkan diri untuk ga nonton film indie, yang konon amat "kritis" ini. Teman saya, FP, paling sedih karena ga bisa nonton tuh. Jadinya dia make poster film ini jadi display picture YM-nya.

Eh, kira2 2 minggu lalu, ada poster si film ini seliweran di UNTAR. Saya nanya deh sama 1 cowok yang jagain tiket (ternyata ketua panitianya, saya baru tahu tadi hehehe), ternyata film cin(T)a ini bakalan road to campus, dan di Jakarta sendiri dipilih UNTAR, karena banyak Cina di kampus ini. Yah, alasan semi rasis ya? hehehe.. Tapi, gapapa deh, jadinya saya bisa nonton juga ni film. Langsung juga deh ngabarin FP, dan jadilah, kita nonton hari ini! Yipppieee :)

Kita semua ngambil screen 1, nonton pukul 10.30-an (baca : telat). Eh, filmnya kok ga klimaks ya? Saya baru sedih pas terakhir2nya, dia langsung abis. Wuahh, kok ga ada perlawanan dari Cina sama Anissa ya? Saya mengharapkan mereka jadian, setidaknya berani mengambil resiko dari perbedaan mereka. Tapi ini, tidak adaaaa.. Apa maksud itu? Belum lagi selentingan2 yang tidak kelar juga, jadinya penasaran deh dan harus nunggu diskusi film. Jadinya saya masuk kelas dulu, baru nyusul FP dan NK trus kita Jcool-an bentar sebelum balik lagi untuk melihat diskusi film.

Ketika konsep Tuhan dikeluarkan, saya amat setuju sama pernyataan si Anissa itu. "Tuhan itu adalah alasan saya hidup, dan alasan saya mati". Hebat itu kata2. Bahkan menurut saya jauh lebih hebat kata2 di filmnya, "Jika Tuhan saja bisa kamu lawan, apalagi saya". Yah, kurang lebih gitulah. Intinya, orang yang pindah agama, khususnya demi orang yang mereka cintai, itu artinya menyangkal Tuhan. Tuhan saja bisa mereka sangkal, mereka khianati, apalagi manusia yang (katanya) kita cintai itu. Bener banget itu! Yang ngasih hidup aja kita khianati, apalagi manusia! Bahkan kadang kita tanpa sadar mengambil tugas Tuhan. Kita menghukum orang, kita menilai orang, padahal itu tugas Tuhan. Tugas kita hanyalah mencintai sesama kita. Dan untuk itupun kadang kita susah. Huff...

Saya malas membahas kisah saya sendiri disini. Yang pasti, hari ini saya puas dengan film ini. Manusia siapapun dia, dari suku manapun, agama apapun, menyembah Tuhan dengan cara berbeda. Pertanyaannya, kenapa Dia menciptakan perbedaan di antara kita. Jawabannya, itulah mengapa Tuhan menciptakan cinta, supaya semua yang berbeda itu bisa bersatu. Hebat! Untuk filosofi yang 1 ini saya setuju. Cinta, pelajaran pertama dan pelajaran terakhir dalam hidup ini. Kita hidup untuk mencintai, namun jika kita tidak terlebih dulu mencintai diri kita, maka cinta itupun akan sulit kita miliki. Hidup, cin(T)a :)

The movie's quote : 
"Why did God create us differently..if God only wants to be worshipped in one way?
That's why God created Love, So all the differences could be united"
God who we call with different names and worship in different ways, and He is a Director.

undercover : FP ngeh pas si Sunny lewat, jadinya foto2 deh sama dia, pake acara deg2an segala lagi hahahaha.. Yang ada malah saya yang malah dekat banget sama muka Sunny. Yah, ganteng sih hahaha..

No comments: